Edgar Lungu adalah seorang tokoh penting dalam politik Zambia, yang pernah menjabat sebagai Presiden ke-6 negara tersebut dari 2015 hingga 2021. Lungu merupakan anggota dari Patriotic Front (PF), partai politik yang ia pimpin, dan yang juga menjadi wadah untuk mengembangkan karier politiknya. Sejak menjadi presiden, Lungu menghadapi banyak tantangan, baik di dalam pemerintahan maupun dalam partainya sendiri. Pertarungan internal di dalam Patriotic Front selama masa kepemimpinannya menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam dinamika politik Zambia.
Lungu pertama kali terpilih menjadi Presiden setelah kematian Presiden Michael Sata pada 2014, yang sebelumnya merupakan mentor politiknya. Sebagai pengganti yang tidak terduga, Lungu memenangi pemilihan umum tahun 2015, yang dilaksanakan setelah Sata meninggal mendadak. Ia berhasil mendapatkan dukungan dari basis massa yang luas di kalangan rakyat Zambia dan berhasil memperkuat kedudukannya dengan meraih kemenangan dalam pemilu 2016, meskipun dengan hasil yang kontroversial dan adanya tuduhan kecurangan.
Namun, meskipun berhasil meraih jabatan tertinggi di negara itu, Lungu tidak sepenuhnya aman di dalam partainya sendiri. Patriotic Front, yang dipimpin oleh Lungu, adalah partai yang sangat terpolarisasi, dengan berbagai faksi yang saling bersaing untuk mendapatkan posisi kekuasaan. Para pesaing internal Lungu di PF tidak hanya berasal dari kalangan politikus senior, tetapi juga dari kalangan anggota partai yang merasa kecewa karena tidak mendapatkan tempat yang cukup di pemerintahan atau dalam struktur partai.
Salah satu isu terbesar dalam pertarungan internal ini adalah mengenai pemilihan calon presiden dari PF untuk pemilu 2021. Beberapa anggota partai, termasuk mereka yang memiliki ambisi besar untuk menjadi presiden, merasa bahwa Lungu tidak lagi memiliki dukungan yang cukup kuat. Beberapa tokoh di dalam partai mulai mencari celah untuk merebut posisi kepemimpinan dari Lungu, yang menghadapi krisis kredibilitas akibat sejumlah masalah ekonomi dan sosial yang melanda Zambia selama masa pemerintahannya.
Salah satu tantangan besar bagi Lungu adalah bagaimana dia mengelola ketidakpuasan di dalam partainya terkait kebijakan ekonomi dan pemerintahan yang terkadang dianggap tidak efektif. Zambia menghadapi masalah besar dalam hal utang negara, pengangguran yang tinggi, dan ketidakstabilan harga komoditas seperti tembaga, yang merupakan sumber utama pendapatan negara. Sementara itu, beberapa anggota PF merasa bahwa Lungu tidak cukup berusaha untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga mengancam stabilitas partai itu sendiri. https://www.edgar-lungu.com/
Di sisi lain, ketegangan internal juga muncul terkait dengan pencalonan kembali Lungu dalam pemilu 2021. Meskipun sudah menjabat selama dua periode, ada perdebatan mengenai apakah Lungu harus diizinkan untuk mencalonkan diri lagi. Beberapa faksi dalam partai berpendapat bahwa ia harus diberi kesempatan untuk melanjutkan kepemimpinannya, sementara yang lain berargumen bahwa sudah saatnya ada wajah baru yang dapat membawa perubahan bagi partai dan negara.
Keputusan Lungu untuk mencalonkan diri kembali pada 2021 menjadi titik puncak dari pertarungan internal di Patriotic Front. Beberapa anggota partai merasa bahwa keputusan ini merusak integritas partai dan dapat menyebabkan perpecahan lebih lanjut di antara para pemimpin internal. Pada akhirnya, meskipun ada perlawanan dari dalam, Lungu tetap berhasil memperoleh dukungan dari sebagian besar anggota partai dan mencalonkan diri kembali.
Namun, pemilu 2021 justru menjadi penentu bagi masa depan Lungu dan PF. Setelah persaingan yang sangat ketat dan kontroversial, Lungu akhirnya kalah dari Hakainde Hichilema, pemimpin United Party for National Development (UPND), yang memenangkan pemilu dan menjadi Presiden Zambia. Kekalahan ini tidak hanya mengakhiri masa jabatan Lungu, tetapi juga menandai perubahan besar dalam lanskap politik Zambia. Kekalahan tersebut memberikan pukulan besar bagi PF, yang harus menghadapi tantangan dalam mempertahankan relevansi dan kekuatannya setelah kehilangan kendali atas pemerintahan.
Pertarungan internal di Patriotic Front selama kepemimpinan Edgar Lungu menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik dalam sebuah partai yang besar dan berkuasa. Meskipun berhasil mempertahankan kepemimpinan dalam jangka waktu yang lama, Lungu tidak bisa menghindari pertarungan kekuasaan yang terjadi di dalam partainya sendiri, yang pada akhirnya berdampak pada posisinya di pemerintahan. Proses ini mencerminkan ketegangan antara loyalitas, ambisi pribadi, dan tantangan untuk mempertahankan stabilitas politik di Zambia.